Program Studi Magister Bimbingan dan Konseling merupakan bagian dari Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Metro yang menjalankan kegiatan pendidikan, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat di bawah naungan amal usaha Muhammadiyah. Salah satu pendekatan yang dikembangkan dalam layanan konseling adalah Gestalt Therapy, yang berfokus pada kehadiran penuh klien dalam momen “di sini dan saat ini” sebagai dasar untuk menyadari pola, menyelesaikan konflik internal, dan memulihkan keutuhan diri...

Program Studi Magister Bimbingan dan Konseling merupakan bagian dari Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Metro yang menjalankan kegiatan pendidikan, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat di bawah naungan amal usaha Muhammadiyah. Salah satu pendekatan yang dikembangkan dalam layanan konseling adalah Gestalt Therapy, yang berfokus pada kehadiran penuh klien dalam momen “di sini dan saat ini” sebagai dasar untuk menyadari pola, menyelesaikan konflik internal, dan memulihkan keutuhan diri.

Artikel ini membahas secara komprehensif teori, prinsip, dan teknik dalam Konseling Gestalt, serta penerapannya dalam dunia pendidikan dan komunitas.


Apa Itu Konseling Gestalt?

Konseling Gestalt adalah pendekatan konseling yang dikembangkan oleh Fritz Perls. Fokus utamanya adalah:

  • Kesadaran saat ini (awareness)

  • Keutuhan diri (wholeness)

  • Tanggung jawab pribadi

  • Pemrosesan pengalaman “di sini dan saat ini” (here and now)

Tujuan konseling gestalt adalah membantu klien menjadi sadar atas pikiran, perasaan, dan perilaku mereka di momen kini, serta mengintegrasikan bagian-bagian yang terpecah dalam diri.


Prinsip-Prinsip Dasar Konseling Gestalt

Prinsip Makna
Here and Now Fokus pada apa yang dirasakan dan dialami saat ini
Awareness Kesadaran diri adalah kunci perubahan
Responsibility Klien bertanggung jawab atas hidup dan pilihannya
Contact and Withdrawal Hubungan yang sehat dengan lingkungan terjadi melalui kontak sadar
Self-Regulation Individu mampu mengelola kebutuhan dan perasaannya jika diberi ruang sadar

 


Karakteristik Konseling Gestalt

  • Lebih eksperimental daripada interpretatif

  • Menekankan apa dan bagaimana, bukan mengapa

  • Fokus pada pengalaman tubuh, ekspresi wajah, nada suara, dan postur

  • Mendorong ekspresi emosional secara otentik


Teknik-Teknik Konseling Gestalt

1. Empty Chair Technique

Klien berbicara kepada “kursi kosong” yang mewakili orang, aspek diri, atau konflik. Digunakan untuk:

  • Resolusi konflik internal

  • Pengampunan

  • Menyelesaikan urusan yang belum selesai

2. Role Playing

Klien diminta memerankan dua sisi konflik dalam dirinya (misalnya sisi yang ragu dan sisi yang berani).

3. Language Modification

Mengubah bahasa yang menyalahkan menjadi bahasa bertanggung jawab:

  • Dari “Saya harus” → “Saya memilih untuk…”

  • Dari “Saya tidak bisa” → “Saya belum mencoba”

4. Fokus pada Bahasa Tubuh

Konselor mengajak klien menyadari gestur atau ekspresi tubuh yang mungkin tidak disadari. Misalnya:

“Saya lihat Anda mengepalkan tangan saat menceritakan hal itu. Apa yang Anda rasakan sekarang?”

5. Re-enactment

Klien diminta untuk mengulang ekspresi atau kata-kata yang muncul selama sesi, untuk memperdalam pemahaman terhadap emosi.


Penerapan Gestalt dalam Setting BK

Setting Contoh Aplikasi
Sekolah Siswa diajak menyadari perasaan saat gagal, bukan sekadar diberi motivasi
Keluarga Orang tua dan anak diberi ruang menyuarakan perasaan terdalam
Komunitas Penyintas trauma diberi ruang untuk mengekspresikan emosi yang terpendam
Pelatihan Soft Skills Kesadaran tentang ekspresi non-verbal dan konflik batin dibahas secara reflektif

 


Kelebihan Konseling Gestalt

  • Mengintegrasikan pikiran, emosi, dan tubuh secara utuh

  • Menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab diri

  • Cocok untuk individu yang mengalami konflik batin atau hubungan yang belum selesai

  • Mendorong klien lebih jujur terhadap dirinya sendiri


Tantangan dan Keterbatasan

  • Tidak cocok untuk individu yang sangat tertutup atau tidak siap untuk berekspresi secara terbuka

  • Memerlukan konselor yang sangat peka, reflektif, dan terlatih

  • Bisa terasa konfrontatif bagi klien yang belum siap


FAQ – Konseling Gestalt

1. Apakah konseling gestalt cocok untuk anak-anak?
Bisa, dengan pendekatan bermain atau teknik visualisasi. Namun lebih sering digunakan pada remaja dan dewasa.

2. Apakah teknik kursi kosong selalu berhasil?
Tidak selalu. Efektif jika klien sudah memiliki kesadaran emosional dan bersedia menghadapi konflik batin.

3. Apa bedanya gestalt dengan CBT?
CBT fokus pada pikiran dan struktur logis, sementara gestalt lebih menekankan kesadaran dan ekspresi pengalaman saat ini.

4. Apakah pendekatan ini bisa digunakan di sekolah?
Bisa, terutama untuk membantu siswa mengenali emosi dan menyelesaikan konflik dalam dirinya.

5. Apakah konselor boleh menyarankan solusi dalam gestalt?
Tidak. Konselor lebih fokus pada memperluas kesadaran agar solusi muncul dari dalam diri klien.

6. Apakah konseling gestalt bisa dilakukan secara daring?
Bisa, tapi teknik tertentu seperti kursi kosong perlu dimodifikasi secara kreatif.


Kesimpulan: Menyembuhkan Diri Melalui Kesadaran dan Kehadiran

Konseling Gestalt mengajarkan bahwa keutuhan dan pemulihan diri dimulai dari kesadaran momen kini. Dengan menghadirkan klien secara utuh di “di sini dan saat ini”, proses konseling menjadi ruang untuk menyatukan potongan-potongan diri yang tercerai-berai.

Magister BK Universitas Muhammadiyah Metro mendukung pemahaman dan penguasaan berbagai pendekatan konseling, termasuk Gestalt, agar lulusannya mampu menjadi fasilitator perubahan diri yang peka, reflektif, dan autentik dalam setiap perjumpaan konseling.